MAKALAH
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKHLAK
Disajikan
Pada Mata Kuliah Ilmu Kalam

oleh:
Trisna Hargi Ramadianti 11140110000069
Risky Suci Ramadhanty 11140110000101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN
SYARIF HIDAYATULLAH
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis, sehingga
makalah yang disajikan untuk makalah berjudul “Pengertian dan Ruang Lingkup
Akhlak”, dapat diselesaikan.
Selanjutnya
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak ...... selaku dosen mata
kuliah Akhlak, yang telah menjadi pembimbing penulis dalam penulisan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini jauh dari sempurna,
masih banyak kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan penulis. Namun demikian, penulis telah berusaha sebaik-baiknya
dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan, atas segala kesalahan dan kekurangan yang
terdapat di dalam makalah ini penulis mohon maaf. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan pihak
lain pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
C.
Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Ta’rif
,Tujuan dan Ruang Lingkup Akhlak
B. Persamaan
dan Perbedaan Akhlak dengan istilah lain
BAB
III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................
B. Saran
.............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip
dengan hewan, letak perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal.
Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia
dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik
atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (al-Qur’an dan
Sunnah) dan sesuai dengan hati nurani. Sejarah Agama menunjukkan bahwa
kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat
terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu
perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Akhlak
merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia dengan
Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.Pendidikan akhlak
yang diajarkan oleh Islam berasal langsung dari Allah SWT dan disampaikan oleh
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW,kemudian Rasul mengajarkannya dengan
memberikan contoh Suri Tauladan yang baik kepada umatnya.Adanya akhlak rasul
yang demikian itu dinyatakan dalam ayat berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْ لِاللّهِ اُ سْوَةٌ
حَسَنَةٌ
Pada diri
Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik-baik buat kamu sekalian (QS.al-Ahzab
33:21)
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian dan ruang lingkup akhlak?
2. Apakah
pengertian dari etika dan moral?
3. Bagaimana
hubungan akhlak dengan moral dan etika?
C.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Akhlak
Ada dua pendekatan yang daat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminolog (peristilahan). Secara
etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya
khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi
pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik
(al-maru’ah), dan agama (ad-din).[1]
Selanjutnya untuk
menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah ini kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibn Miskawaih (w. 421 H /1030 H )
yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan, bahwa akhlak adalah:حَا لُ لِلنَّفْسِ دَ عِيَةٌ لَهَا اَ فْعَا لِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَ لاَ
يَةٍ Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[2]
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah:
عِبَا رَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ فِي النَّفْسِ
رَ سِخَةٌ عَنْهَا تَصْدُرُ لأَفْعَالُ بِسُهُوْ لَةٍ وَ يُسْرٍ مِنْ غَيْرِ
حَا جَةٍ اِ لي فِكْرٍ وَ رُ ؤْ يَة
Sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[3]
Jadi, akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara
spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.Maka jika sifat tersebut
melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal
dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan
perbuatan jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.
Dari keseluruhan definisi akhlak tersebut
tampak tidak ada yang bertentangan,melainkan memiliki kemiripan antara satu
dengan lainnya.Definisi akhlak tersebut secara substansial saling melengkapi
dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdpat dalam perbuatan akhlak
yaitu:
a)
Perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang telah teratanam kuat dalam jiwa seseorang,sehingga telah menjadi kepribadian.
b)
Perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.
c)
Perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang tibul dari dalam diri orang yang mengerjakannya,tanpa ada paksaan dan
tekanan dari luar.
d)
Perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang dilakukan sesungguhnya .bukan main-main atau bersandiwara.
e)
Sejalan dengan ciri yang keempat
tersebut perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas
semata-mata karena Allah,bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin
mendapatkan suatu pujian.
Dari beberapa pengertian tersebut
diatas,dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang,yakni
keadaan jiwa yang telah terlatih,sehinnga dalam jiwa tersebut benar-benar telah
melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
spontan,tanpa dipikirkan dan diangan-angankan terlebih dahulu. Hal itu tidak
berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak
dikehendaki.Hanya saja karena yang demikian itu dilakukan berulang-ulang
sehingga sudah menjadi kebiasaan,maka perbuatan itu muncul dengan mudah tanpa
dipikir dan dipertimbangkan lagi.
B. Tujuan
Akhlak
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan
lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat
zalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemilik- Nya termasuk
perbuatan baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk.
Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu ialah untuk
membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehinggahati
menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.[4]
C. Ruang
Lingkup Akhlak
Ruang
lingkup pembahasan Ilmu Akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan
manusia ,kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan
yang baik atau yang buruk.Objek pembahasan dalam ilmu akhlak berkaitan dengan
norma atau penilaian terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.[5] Ruang
lingkup akhlak dalam Islam meliputi semua aktifitas manusia dalam segala bidang
hidup dan kehidupan. Dalam garis besarnya, akhlak dibagi atas akhlak terhadap
Allah atau Khalik (pencipta), dan akhlak terhadap makhluk.
Pokok-pokok
masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan
manusia.Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau
buruk .Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut: Bahwa Objek
Ilmu akhlak adalah membahas perbuatan manusia yang selanjutnya perbuatan
tersebut ditentukan baik atau buruk.[6]Pendapat
tersebut menunjukan dengan jelas bahwa objek pembahsan ilmu akhlak adalah
perbuatan manusia untuk selanjutnya diberikan penilaian baik atau buruk.
Perngertian
ilmu akhlak selanjutnya dikemukakan oleh Muhammad al-Ghazali.Menurutnya bahwa kawasan
pembahasan Ilmu Akhlak adalah seluruh ospek kehidupan manusia, baik sebagai
individu (perorangan) maupun kelompok.[7]
D. Persamaan
dan perbedaan akhlak dengan istilah lain semisal etika,moral dan susila
a) Etika
b) Moral
c) Susila
DAFTAR
PUSTAKA
Tiswarni 2007, Akhlak
Tasawuf, Jakarta: Bina Pratama, 2007). Hal: 1
[1] Tiswarni, Akhlak
Tasawuf, (jakarta: Bina Pratama, 2007). Hal: 1
[2] Ibn Miskawaih,Tahzib
al-Akhlak wa Tathir al-A’raq, (Mesir:al-Mathaba’ah al-Mishriyah,
9341),cet.I, Hal.40
[3] Imam al-Ghazali
,Ihya’ Ulum al-Din, Jilid III , (Beirut: Dar al-Fikr), Hal.56
[4] Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya:
Bina Ilmu, 1995), Hal.67.
[5] Abuddin Nata, Akhlak
Tasawuf,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Hal. 8
[6] Ahmad
Amin,Kitab al-Akhlak, (Mesir : Dar al-Kutub al-Mishriyah,cet.III).Hal.2
[7] Muhammad al-Ghazali,
Ahklak Seorang Muslim, (terj) Moh.Rifa’i dari judul asli ,Khuluk
al-Muslim, (Semarang:Wicaksana,1993),cet.IV, Hal.68
Tidak ada komentar:
Posting Komentar