PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip dan Karekteriskti
PTK)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Peneliatian Tindakan Kelas (PTK)
Dosen Pengampu: Heny Narendrany, M.Pd
DisusunOleh :
Ahmad Rifa’i 1112011000036
Trisna Hargi Ramadianti 11140110000069
Agus Maulana 11140110000076
Ahmad Aufa Billah 11140110000077
Irma Rahma Sari Putri 11140110000079
Feni Nurhidayanti 11140110000088
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi salah satu
persyaratan mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Dengan
judul PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip dan Karekteriskti PTK).
Dalam menulis makalah ini penulis
banyak mendapatkan kesulitan-kesulitan. Namunatas usaha dan doa kesulitan dapat
diatasi. Dengan selesainya
makalah ini penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Heny Narendrany, M.Pd selaku
dosen matakuliah dan teman-teman angakatan yang telah memberikan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap,
semoga makalah ini ada manfaatnya terutama bagi pengembangan wawasan penulis dan semoga Allah SWT
senantiasa memberikan hidayah-Nya Amin.
Tangerang,
15 Maret 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...............................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian PTK...........................................................................................................2-3
B.
Tujuan dan Manfaat
PTK...........................................................................................3-4
C.
Prinsip-Prinsip PTK....................................................................................................4-5
D.
Karakteristik PTK.......................................................................................................5-6
E.
Perbedaan PTK
dengan Penelitian Formal............................................................6-8
F.
Makna Kolaborasi
dalam PTK................................................................................8-10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembaharuan pendidikan selalu
mengalami perbaikan sehingga pembelajaran tidak hanya berbasis akademis saja.
Berbagai penemuan teori- teori pembelajaran selalu digencarkan agar pendidikan
mengalami inovasi yang terus menerus. Memasuki zaman yang berbasis teknologi,
maka pendidikan pun tak mau kalah jauh selalu memajukan teknologi dan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Salah satu pembaruan pendidikan
yaitu dengan adanya suatu penelitian yang mencari titik kelemahan dalam suatu
pembelajaran yang dilakukan dalam lingkup kelas. Dalam hal ini guru memang menjadi
objek sebagai pembaruan dalam pendidikan, sehingga seorang guru secara tidak
langsung juga dituntut untuk dapat melakukan sebuah penelitian dengan berbekal
pengetahuan, kesabaran, dan ketekunan.
Adanya masalah yang memicu guru
untuk melakukan sebuah penelitian tidak lain karena kesadaran guru itu sendiri
yang ingin menjadikan masalah sebagai acuan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran agar menjadi lebih baikDengan adanya penelitian ini, guru dituntun
untuk berfikir kritis dan memperbaiki pola berfikirnya, yaitu bahwa mengajar
tentunya tidak hanya datang secara rutin lalu memberi penjelasan kepada peserta
didik kemudian selesai. Oleh karena ini, pembahasan makalah ini, dimulai dari
pengertian, tujuan, manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip dalam PTK, Perbedaan PTK dengan Penelitian Formal, Makna Kolaborasi dalam PTK. Oleh karenanya, perlu adanya pemahaman yang baik, sehingga tujuan yang
ingin dicapai bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
2.
Apa saja Tujuan dan
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
3.
Apa saja Prinsip-Prinsip
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
4.
Bagaimana Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
5.
Bagaimana Perbedaan
PTK dengan Penelitian Formal?
6.
Apakah Makna Kolaborasi
dalam PTK?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dalam
istilah asingnya dikenal dengan sebutan “Classroom Action Research (CAR)”,
yang jika diurai satu per satu adalah:[1]
1.
Penelitian, berarti
suatu kegiatan melihat, mencermati dan mengamati suatu obyek dengan menggunakan
metodologi tertentu untuk mendapatkan informasi atau data yang akurat.
2.
Tindakan, berarti
suatu upaya atau kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tahapan yang sesuai
dengan tujuan.
3.
Kelas, berarti
sekelompok siswa yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar dalam waktu dan
area tertentu baik di dalam maupun di luar kelas.
Beberapa ahli
mendefinisikan makna penelitian tindakan kelas yang serupa seperti berikut:
1.
John Elliot: Penelitian
tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang di dalam prosesnya telah dilakukan telaah,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
2.
Kemmis dan
McTaggart: Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktek-praktek tersebut terhadap situasi tempat
dilakukannya praktek tersebut.
3.
Siswoyo Harjodipuro:
Penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan
melalui perubahan dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek
mengajarnya sendiri.
Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu tindakan penelitian yang dilakukan oleh seorang
guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama
3
dengan
orang lain dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya dengan suatu tindakan tertentu dalam suatu
siklus. Dalam peneltian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni
penelitian, tindakan dan kelas. Menurut Rapoport yang dikutip
oleh Hopkins mendefinisikan “penelitian
tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi
secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu
pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang
disepakati bersama”.[2]
B. Tujuan dan
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
tindakan kelas antara lain bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat penuaian misi
profesional kependidikan yang diemban oleh guru. Dengan kata lain, tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan
profesional guru. Di samping itu, sebagai tujuan penyerta PTK adalah untuk
meningkatkan budaya meneliti bagi guru guna memperbaiki kinerja di kelasnya
sendiri.[3]
Menurut
Departemen Pendidik Nasional (2004: 3-4), Penelitian Tindakan Kelas antara lain
bertujuan untuk:
1. Peningkatan atau perbaikan
terhadap kinerja belajar siswa di sekolah
2. Peningkatan atau perbaikan
terhadap mutu proses pembelajaran di kelas
3. Peningkatan atau perbaikan
terhadapa kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar
lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan
terhadap kualitas prosedur dan aalat evaluasi yang digunakan untuk mengukur dan
proses dan hasil belajar siswa.
5. Peningkatan atau perbaikan
terhadap masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
4
6. Peningkatan dan perbaikan
terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di
sekolah.
Sedangkan
manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktis.
1.
Manfaat aspek akademis
adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi
kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
2.
Manfaat praktis dari
pelaksanaan PTK adalah: (1) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari
bawah. (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru
melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran
praktis.[4]
C. Prinsip-Prinsip
Penelitian Tindakan Kelas
Prinsip dalam pelaksanaan PTK
adalah:
1.
Tidak boleh mengganggu
PBM dan tugas mengajar.
2.
Tidak boleh terlalu
menyita waktu.
3.
Metodologi yang
digunakan harus tepat dan terpercaya.
4.
Masalah yang dikaji
benar-benar ada dan dihadapi guru.
5.
Memegang etika kerja.
6.
PTK bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
7.
PTK menjadi media guru
untuk berpikir kritis dan sistematis.
8.
PTK menjadikan guru
terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah.
9.
PTK hendaknya dimulai
dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, konkret, jelas, dan tajam.
5
10. Pengumpulan
data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan
terlalu rumit, karena dapat dikhawatirkan dapat menggangu tugas utama guru
sebagai pengajar dan pendidik.[5]
D. Karakteristik Penelitian
Tindakan Kelas
Menurut
Tim Pelatih Proyek PGSM, ada beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas
yang berbeda dari karakteristik pendidikan formal.[6]
Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa :
1.
An Inquiry on Practice from within. Artinya kegiatan penelitian tindakan kelas dipicu
permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh
guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas atau jajaran staf pengajar di sekola. Dengan demikian,
penelitian tindakan kelas bersifat practice driven and action driven yang
bertujuan memperbaiki praktis secara langsung sehingga dinamakan juga
penelitian praktis. Penelitian tindakan kelas berpijak pada dua landasan, yakni
pertama, involment artinya keterlibatan langsung guru dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dan kedua, improvement artinya komitmen guru
untuk melakukan perbaikan termasuk perubahan dalam berfikir maupun kerjanya
sendiri.
2.
A Collaborative Effort Between School Teachers and Teacher Educattors. Penelitian tindakan kelas
diselenggarakan secara kolaboratif dengan guru yang kelasnya dijadikan kancah
penelitian. Dosen LPTK tidak memiliki akses langsung dalam peran sebagai
praktisi karena yang memiliki kancah itu adalah guru yang bersangkutan.
3.
A Reflective Practice, made Public. Keterlibatan dosen LPTK dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai sejawat di samping sebagai pendidik calon guru yang
seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar mengenali lapangan guna peningkatan
kualitas kinerjanya sendiri. Dalam kolaborasi ini guru berperan
6
secara ganda sebagai praktisi yang
melaksanakan tugas sehari-hari juga secara sistematis menjadi peneliti bagi
praksisnya sendiri.
Penelitian Tindakan Kelas
mempunyai enam karakteristik, yaitu sebagai berikut:[7]
1.
Penelitian tindakan kelas sifatnya situsional, yaitu berkaitan dengan upaya
mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, yaitu di kelas dalam sekolah, dan
berupaya menyelesaikannya dalam konteks tersebut.
2.
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratifantara guru dan peserta
didiknya, yaitu satu satuan kerja sama dengan perspektif yang berbeda, bisa
juga antara guru dan kepala sekolah. Kerja sama kolaboratif ini dengan
sendirinya juga partisipatori.
3.
Penelitian tindakan kelas bersifat self evaluative, yaitu kegiatan
modifikasi praksis yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang
terus berjalan, yang tujuan akhirnya ialah untuk peningkatan perbaikan dalam
praktik nyatanya.
4.
Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan.
5.
Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan
perilaku empirik.
6.
Ketetatan ilmiah penelitian tindakan kelas memang agak longgar.
E. Perbedaan Penelitian
Tindakan Kelas dengan Penelitian Formal[8]
PTK harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru
untuk melakukan PTK Birokrasi dan hirarki organisasi di sekolah hendaknya
diminimalkan Sekolah seharusnya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan
sekolahnya Keterbukaan dari semua staff sekolah Kepala sekolah dan staf
administrasi harus menunjang terjadinya pembaharuan Guru dan siswa harus
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi Guru harus siap menghadapi kecemburuan
social.
7
Sedangkan penelitian Formal adalah bentuk penelitian
umum yang tidak terikat kedalam kelas dan dapat di lakukan dimana saja dengan tujuan
mengetahui hasil dari sesuatu atau mengukur kepantasan sesuatu.
|
No
|
Penelitian Formal
|
PTK
|
|
1
|
Dilakukan oleh orang di luar kelas, misalnya dosen,
ilmuwan atau mahasiswa yang melakukan eksperimen tertentu
|
Dilakukan oleh kepala sekolah, guru atau calon guru
|
|
2
|
Di lingkungan dimana variable-variabel luar dapat
dikendalikan
|
Di kelas dan di sekolah
|
|
3
|
Sampel harus representative
|
Representatif sampel tidak menjadi persyaratan
penting
|
|
4
|
Mengutamakan validitas internal dan eksternal
|
Lebih mengutamakan validitas internal
|
|
5
|
Menuntut penggunaan analisis statistika yang rumit,
menetapkan signifikansi lebih awal dan memeriksa hubungan sebab akibat antar
variable
|
Tidak menuntut penggunaan statistic yang rumit,
menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dan
memahami dampak suatu intervensi pendidikan (tindakan)
|
|
6
|
Men mpersyaratkan hipotesis
|
Tidak selalu menggunakan hipotesis
|
|
7
|
Mengembangkan teori dan tidak memperbaiki praktek
pembelajaran secara langsung
|
Memperbaiki praktek pembelajaran secara langsung
|
|
8
|
Hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi
yang lebih besar
|
Hasil penelitian merupakan peningkatan mutu
pembelajaran di lingkungan pembelajaran tertentu tempat dilakukannya PTK
|
|
9
|
Berlangsung secara linier (bergerak maju)
|
Berlangsung secara siklik (berdaur)
|
|
10
|
Tidak kolaboratif dan individual
|
Kolaboratif dan kooperatif
|
8
|
NO
|
DIMENSI
|
PTK
|
PENELITIAN
FORMAL
|
|
1
|
Motivasi
|
Tindakan
|
Kebenaran
|
|
2
|
Sumber masalah
|
Diagnosis status
|
Induktif-Deduktif
|
|
3
|
Tujuan
|
Memperbaiki praktik, sekarang dan di sini
|
Verifikasi & menemukan pengetahuan yang dapat
digeneralisasi
|
|
4
|
Peneliti yang terlibat
|
Pelaku dari dalam (guru)
|
Orang luar yang tertarik
|
|
5
|
Sampel
|
Kasus khusus
|
Sampel yang representative
|
|
6
|
Metodologi
|
Longgar tetapi berusaha untuk objektif, jujur, dan
tidak memihak
|
Baku dengan objektivitas dan ketidakmemihakan yang
terintegrasi (build-in objectivity & impartiality)
|
|
7
|
Penafsiran Hasil Penelitian
|
Untuk memahami praktik melalui refleksi oleh
praktisi yang membangun
|
Mendeskripsikan, mengabstraksi, serta menyimpulkan
dan membentuk teori oleh ilmuwan
|
|
8
|
Hasil Akhir
|
Siswa belajar lebih baik (proses dan produk)
|
Pengetahuan, prosedur, atau materi yang teruji.
|
Makna Kola
F. Kolaborasi dalam Penelitian Tindakan Kelas
Salah satu ciri khas
PTK adalah kerja sama antara praktisi dengan peneliti dalam pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya
melahirkan kesamaan tindakan. Kerja sama antara guru dengan peneliti merupakan
hal yang sangat penting dalam menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang
dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah. Kerja sama ini terutama pada kegiatan
mendignosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganlisis data,
menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir (Arikunto, 2006). Sehubungan
dengan itu, maka ada beberapa butir penting tentang PTK kolaboratif sebagaimana
yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart (1988);
Hill & Kerber
(1967), yang disitir oleh Cohen & Manion, (1985); Burns, (1999) dalam
Madya, (2007): (1) penelitian tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan
kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerja
9
sama dan kerja bersama, (2)
penelitian kelompok tersebut dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota
kelompok perorangan yang diperiksa secara kritis melalui refleksi demokratik
dan dialogis; (3) optimalisasi fungsi PTK kolaboratif dengan mencakup
gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam situasi
terkai(4) pengaruh langsung hasil PTK kepada guru dan murid-murid serta
sekaligus pada situasi dan kondisi yang ada.[9]
Permasalahan penelitian tindakan kelas harus digali atau didiagnosis secara
kolaboratif dan sistematis oleh guru dari masalah yang nyata dihadapi guru atau
siswa di sekolah.Masalah penelitian bukan saja dihasilkan dari kajian teoritik
atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi masalah lebih ditekankan pada
permasalahan aktual pembelajaran di kelas.
Penelitian
ini bersifat kolaboratif, dalam pengertian usulan harus secara jelas
menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap kegiatan
penelitian yang dilakukan, yaitu: pada saat mendiagnosis masalah, menyusun
usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam
data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan
menyusun laporan akhir.[10]
Prinsip-prinsip yang meski
dipertimbangakan dalam melakukan penelitiann tindakan kelas menurut Burns:
1.
Sejauh dapat dilkaukan,
agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhan-kebutuhab, kepedulian dan
persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak kita sendiri, sejawat, kepala
pembelajaran/kependidikan dikelas/sekolah anda.
2.
PTK hendaknya
benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan keterlibatan Anda sebagai guru
dan sejawat
3.
PTK hendaknya terpusat
pada masalah-masalah pembelajran kelas Anda yang ditemukan dalam kenyataan
sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK kita dapat juga memberikan masukan untuk
pengembangan teori pembelajaran bidang studi anda.
10
4.
Metodologi PTK
hendaknya ditentukan dengan mempertimbangakan persoalan pembelajran kelas kita
yang sedang diteliti sumber daya yang ada dan murid-murid sebagai sasaran
penelitian.
5.
PTK hendaknya
direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif. Tujuan, metode,
pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya kina negosiasikan dengan pemangku
kepentingan (stakeholders)
6.
PTK hendaknya bersifat
antar disipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh wawasan dari pengalaman
orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan. Seperti ilmu jiwa,
antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Anda dapat mencari masukan dari
teman-teman, guru atau dosen LPTK yang relevan.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
tindakan penelitian yang dilakukan oleh seorang guru yang sekaligus sebagai
peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
pembelajaran dikelasnya dengan suatu
tindakan tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian
tindakan kelas antara lain bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat penuaian misi
profesional kependidikan yang diemban oleh guru.PTK harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru
untuk melakukan PTK Birokrasi dan hirarki organisasi di sekolah hendaknya
diminimalkan. Sedangkan penelitian Formal adalah bentuk penelitian
umum yang tidak terikat kedalam kelas dan dapat di lakukan dimana saja.
Salah satu ciri khas
PTK adalah kerja sama antara praktisi dengan peneliti dalam pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya
melahirkan kesamaan tindakan. Kerja sama antara guru dengan peneliti merupakan
hal yang sangat penting dalam menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang
dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2008.
Hidayat, Syarif. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan
Praktek Mendesain Penelitian Tindakan Kelas). Tangerang: Pustaka Mandiri, 2015.
Kunandar. Langkah
Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2013.
Tim Pelatih Proyek PGSM. Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action
Research. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah-IBRD LOAN
No.3979-IND,1999.
http://srihendrawati.blogspot.co.id/2012/02/penelitian-tindakan-kelas.html Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-kolaborasi.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
http://gurukayailmu.blogspot.co.id/2010/02/kolaboratif-atau-kerjasama-dalam.html Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
[1] Syarif Hidayat, Penelitian
Tindakan Kelas (Teori dan Praktek Mendesain Penelitian Tindakan Kelas), (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2015),
hlm. 41
2
[3] Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian
Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hal.52-57
[6] Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian
Tindakan Kelas, Classroom Action Research, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah-IBRD LOAN No.3979-IND,1999), hal.8-12.
[8] [8] http://sukasuka2005.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
[9] http://srihendrawati.blogspot.co.id/2012/02/penelitian-tindakan-kelas.html Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
[10] http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-kolaborasi.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
[11] http://gurukayailmu.blogspot.co.id/2010/02/kolaboratif-atau-kerjasama-dalam.html Diakses
pada tanggal 20 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar