KONSEP DASAR
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Makalah Ini
disusun untuk Memenuhi
Tugas
Mata Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Tanenji, MA.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Ahmad Fairuz 11140110000094
Rohmah Hidayanti Ningrum 11140110000073
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran[1]
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Guru
merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting
untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Guru juga
sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi
seorang profesional.
Kata
profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar
dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat,
sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan
pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas, misalnya menganggap silabus dan RPP terlalu
konseptual, tidak terlalu relevan dengan kenyataan dalam mengajar.
Adanya ketidaksinkronan antara tuntutan
profesionalisme guru dengan kenyataan, maka seorang guru harus memahami tentang
pembelajaran lebih mendalam.
2. Rumusan
Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan perencanaan
pembelajaran?
b. Apa
sajakah yang termasuk ke dalam ruang lingkup perencanaan pembelajaran?
c. Apa yang
menjadi tujuan dan bagaimana urgensi perencanaan pembelajaran?
d. Apa saja
manfaat perencanaan pembelajaran?
e. Seperti
apakah makna perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi?
3. Tujuan
a.
Untuk mengetahui arti dari perencanaan
pembelajaran.
b. Untuk
mengetahui ruang lingkup perencanaan pembelajaran.
c. Untuk
mengetahui tujuan dan memahami urgensi (pentingnya) perencanaan pembelajaran.
d. Untuk
mengetahui manfaat perencanaan pembelajaran.
e. Untuk
mengetahui dan memahami makna perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi.
B. PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Keberhasilan
suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang.
Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat
tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Namun demikian,
perencanaan yang sudah baik sistematis atau terperinci, jika pelaksanaan proses
pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan, maka mungkin sekali akan gagal.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran belum tentu akan mencapai keberhasilan
jika dilakukan sembarangan sehingga proses pembelajaran kurang menarik,
membosankan, tidak merangsang siswa untuk aktif dan kreatif, sehingga tujuan
pun tidak tercapai. Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang
tepat akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran.[2]
Perencanaan
pembelajaran pada mulanya merupakan suatu ide dari orang yang merancangnya,
tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Untuk mengkomunikasikan ide tersebut, biasanya dituangkan dalam bentuk
perencanaan tertulis.[3]
Roger A.
Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai.[4]
Selanjutnya,
William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of
Organization and Management mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian
putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan,
penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan
kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.”[5]
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain, pengajaran adalah suatu cara
bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.[6]
Pembelajaran
atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini
secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan,
dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.[7]
Dalam arti yang
luas, menurut Philip Commbs, perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang
rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan
agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan para murid dan masyarakatnya.[8]
Perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku
serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.[9]
Definisi-definisi
di atas masih perlu disempurnakan untuk dapat menyatakan secara jelas dan tegas
apakah sebenarnya perencanaan pembelajaran atau pengajaran itu, khususnya untuk
pendidikan di negara ini. Perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan suatu
proses penyusunan alternatif kebijakasanaan mengatasi masalah yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional
dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi,
sosial budaya, dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan
nasional. Definisi ini memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang
besar sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.[10]
2.
Ruang
Lingkup Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan
organisasi instruksional. Yang dimaksud dengan organisasi instruksional adalah
perencanaan pembelajaran mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran atau
disebut juga dengan desain instruksional. Komponen organisasi instruksional
yang dimaksud adalah: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3)
metode pembelajaran, (4) langkah-langkah interaksi pembelajaran, (5) sumber
belajar yang digunakan, dan (6) evaluasi pembelajaran.
Perencanaan
pembelajaran, dalam prosesnya dapat meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.[11]
Secara
sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran,
merumuskan isi/materi pembelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan
belajar, dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang digunakan serta
merumuskan evaluasi pembelajaran. Untuk itu dalam bahan
kuliah ini akan diarahkan bagaimana mahasiswa dapat membuat perencanaan
pembelajaran tersebut.
3. Tujuan dan Urgensi Perencanaan Pembelajaran
Untuk mencapai
tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang
baik. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan
Konsep Islami menegaskan bahwa perencanaan
merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan. Tanpa
perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan
kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental,
tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran,
meneliti dan menemukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan
perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar,
metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan
kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan
membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
Ide perencanaan
pengajaran yang baru dikenal sekitar tahun 50-an, sekarang telah luas
mempengaruhi pemikiran tentang pendidikan. Betapa tidak, pendidikan itu
ditujukan kepada anak didik. Anak didik merupakan pewaris hari depan
masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan
manusia menyusun rencana itu secara sistematis dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan, maka lahirlah perencanaan pengajaran dalam arti
modern.[12]
Perencanaan
pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para
pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya. Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih
ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan
dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan
langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang
amat penting dan amat menentukan. Tidak jarang kita mendengar tuduhan atas
“perencanaan yang salah” karena suatu kegiatan tidak mencapai hasil yang
optimal, walaupun kekurangberhasilan tadi dapat pula disebabkan adanya
penyimpangan dalam pelaksanaannya. Namun tuduhan ini dapat dijadikan suatu
indikator bahwa perencanaan memainkan peranan yang penting sekali.[13]
Perencanaan dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu sendiri harus dipakai
dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat-alat lainnya seperti misalnya
pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan. Perencanaan
untuk menjadi alat yang berguna perlu juga didampingi dengan pengetahuan dan
kemampuan bekerja seseorang secara efektif dalam situasi kepemimpinan yang
baik.
Perencanaan
juga merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam implementasi kurikulum, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan
menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia, baik di masa
sekarang maupun di masa depan. Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi
bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pembelajaran, karena perencanaan
merupakan pedoman pembelajaran.[14]
Perencanaan
pembelajaran sangat dibutuhkan, disebabkan beberapa hal. Pertama,
pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses
pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai
tujuan; demikian juga guru yang melakukan proses pembelajaran dengan
menganalisis kasus, maka proses analisis kasus itu adalah proses yang
bertujuan. Dengan demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka
semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru. Kedua,
pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal akan
melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa
keterlibatan siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan
memiliki makna. Demikian juga halnya, siswa tanpa guru dalam proses
pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif. Dengan demikian, dalam proses
pembelajaran guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Itulah
pentingnya perencanaan pembelajaran. Guru perlu merencanakan apa yang harus
dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, di
samping guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh dirinya
sebagai pengelola pembelajaran. Ketiga, proses pembelajaran adalah
proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah
organisma yang unik, yang sedang berkembang. Mereka memiliki minat dan bakat
yang berbeda; mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda. Itulah sebabnya
proses pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang
selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru. Keempat,
proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Untuk
memberikan sumber belajar yang lebih beragam dan mutakhir, guru dapat
memanfaatkan internet dan lain sebagainya. Proses pembelajaran akan efektif
manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu perlu
perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.[15]
4. Manfaat
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas
sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan
pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung.
Terdapat
beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:[16]
a.
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan.
b. Sebagai
pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
c. Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d. Sebagai
alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk
bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f. Untuk
menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Perencanaan
juga dapat mengandung penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi yang diharapkan bermanfaat untuk:[17]
a.
Menghindari duplikasi dalam memberikan materi
pelajaran. Dengan menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya duplikasi dan
pemberian materi pelajaran yang terlalu banyak.
b. Mengupayakan
konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam mengajarkan suatu mata
pelajaran. Dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun
yang mengajarkan mata pelajaran tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang
dari kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
c. Meningkatkan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempurnaan siswa.
d. Membantu
memoermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan akreditasi akan lebih
dipermudah dengan menggunakan tolak ukur standar kompetensi.
e. Memperbaharui
sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis
kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian
kompetensi atau sub-kompetansi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan
dengan hasil belajar siswa yang lain.
f. Memperjelas
komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar yang
harus dilakukan, dan cara yang digunakan untuk menentukan keberhasilan
belajarnya.
g. Meningkatkan
akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun, divalidasikan, dan
dikomunikasikan kepada publik, sehingga dapat digunakan untuk
mempertanggungjawabkan kegiatan pembelajaran kepada publik.
h. Memperbaiki
sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi yang lebih spesifik dan
terperinci, sekolah/madrasah dapat mengeluarkan sertifikat atau transkip yang
menyatakan jenis dan aspek kompetensi yang dicapai.
5. Makna
Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Perencanaan
pembelajaran pada mulanya merupakan suatu ide dari orang yang merancangnya,
tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Untuk mengkomunikasikan ide tersebut, biasanya dituangkan dalam bentuk
perencanaan tertulis. Perencanaan pembelajaran yang tertulis disebut juga
dengan istilah kurikulum resmi atau kurikulum formal (kurikulum ideal),[18]
sedangkan pelaksanaan kurikulum dalam praktik pembelajaran disebut juga dengan
istilah kurikulum tidak resmi atau kurikulum nyata. Karena sumber rancangan
dalam kurikulum resmi adalah ide perancang itu sendiri yang dituangkan dalam
perencanaan tertulis, biasanya mencerminkan apa yang diinginkan atau
dicita-ditakan (idea).[19]
Karena
perencanaan pembelajaran yang tertulis dapat disebut juga dengan kurikulum,
maka perencanaan pembelajaran yang berdasarkan kompetensi juga dapat bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kecakapan, nilai, sikap, dan minat
siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai rasa
tanggung jawab. Dengan
demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukan hanya sekadar
pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan
materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari.[20]
Pembaharuan pendidikan
dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tidak pernah
berhenti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh
hasil perubahan yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan pembelajaran.
Paradigma pendidikan
berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian,
menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum
berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa melalui proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media,
penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar
yang dicapai siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan standar prosedur tertentu.
Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan
suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya
mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi
dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan
mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga
mereka tuntas dalam belajarnya.[21]
C.
KESIMPULAN
Perencanaan
pembelajaran adalah proses menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
terdiri atas kegiatan memilih dan menetapkan standar kompetensi, memilih dan
menetapkan kompetensi dasar, mengembangkan indikator, memilih dan mengembangkan
bahan ajar, memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan
mengembangkan media/sumber belajar, dan mengembangkan instrumen penilaian.
Ruang
lingkup perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan
pembelajaran (lebih rinci dari indikator), merumuskan isi/materi pelajaran yang
harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar, memilih dan mengembangkan sumber
belajar/media pembelajaran yang akan digunakan dan mengembangkan instrumen
evaluasi pembelajaran.
Tujuan perencanaan
pembelajaran adalah menghasilkan rencana pembelajaran yang siap direncanakan
guru dalam pembelajaran. Urgensi perencanaan pembelajaran yaitu: (1) menunjukan
arah kegiatan, (2) memperkirakan apa yang akan terjadi dalam pembelajaran, (3)
menentukan cara terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran, (4) menentukan
skala prioritas, (5) menentukan alat pengukur.
Manfaat perencanaan pengajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu: (1) sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan, (2) sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan, (3) sebagai pedoman kerja bagi setiap
unsur, baik unsur guru maupun unsur murid, (4) sebagai alat ukur efektif
tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerja, (5) untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan
kerja, (6) untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Perencanaan pembelajaran yang berdasarkan
kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kecakapan,
nilai, sikap, dan minat siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
kemahiran disertai rasa tanggung jawab. Tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukan hanya sekadar
pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan
materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.
Haryanto. 1997. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Riyanto, Yatim. 2014. Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas.
Cet Ke-4. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Cet Ke-6. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cet Ke-6.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Cet Ke-12. Jakarta: Prenadamedia Group.
Uno, Hamzah
B. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
[1]
Makalah disusun oleh Kelompok 1:
1. Ahmad
Fairuz (11140110000094)
2. Rohmah
Hidayanti Ningrum (11140110000073)
[2]
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009),
hlm. 1.
[3]
Ibid.
[4]
Haryanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 2.
[5]
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 15.
[6]
Ibid., hlm. 16.
[7]
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
hlm. 2.
[8]
Haryanto, Op.Cit., (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 6.
[9]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013), Cet Ke-6, hlm. 28.
[10]
Haryanto, Op.Cit., hlm. 7.
[11]
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Cet Ke-6, hlm. 4.
[12]
Haryanto, Op.Cit., (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 22.
[13]
Ibid., hlm. 23.
[14]
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 153-154.
[15]
Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 31-32.
[16]
Abdul Majid, Op.Cit., hlm. 22.
[17]
Ibid., hlm. 22-23.
[18]
Lukmanul Hakim, Op.Cit., hlm. 1.
[19]
Ibid.
[20]
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Cet Ke-12, hlm. 71.
[21]
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2014), Cet Ke-4, hlm. 177.
Did you realize there's a 12 word phrase you can tell your man... that will trigger deep feelings of love and instinctual attraction to you buried inside his chest?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, idolize and protect you with his entire heart...
====> 12 Words Who Fuel A Man's Desire Response
This instinct is so built-in to a man's genetics that it will drive him to try harder than before to make your relationship as strong as it can be.
Matter of fact, triggering this all-powerful instinct is so important to getting the best possible relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...
...You will immediately notice him open his heart and soul to you in such a way he haven't experienced before and he will recognize you as the only woman in the galaxy who has ever truly fascinated him.