Senin, 20 Maret 2017

PERENCANAAN PEMBELAJARAN _KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN
 AWAL SISWA[1]
DOSEN: Tanenji M.A

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap peserta didik dalam satu kelas pasti memilki karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda. Hal ini sangatlah penting bagi seorang guru untuk mengidentifikasi kemampuan para peserta didik, terlebih mengidentifikasi kemampuan awal siswa sebelum masuk pada proses pembelajaran agar memudahkan guru dalam mengondisikan kelas dan memilih strategi, metode, media, model, pendekatan, dan lain-lain yang tentunya sesuai dengan kondisi para peserta didiknya.
Mengetahui kemampuan awal peserta didik tentunya memberikan manfaat yang sangat besar bagi guru karena guru dapat mengetahui mana yang seharusnya diajarkan dan mana yang tidak perlu diajarkan dalam proses pembelajaran, dan hal tersebut dapat membuat proses pembelajaran berjalan secara efektif sesuai tujuan yang diinginkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kemampuan awal siswa dan bagaimana karakteristik peserta didik ?
2.      Apa saja fungsi analisis kemampuan awal siswa ?
3.      Bagaimanakah jenis-jenis kemampuan awal siswa ? Serta bagaimana klasifikasi jenis-jenis kemampuan awal siswa?
4.      Bagaimanakah langkah-langkah mengidentifikasi kemampuan awal siswa?
 


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Dan Kemampuan Awal Siswa
Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karenanya kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilambangkan dengan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.[2]
Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bias berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir, dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa.[3]
Esensinya tidak ada peserta didik di muka bumi ini yang benar-benar sama. Hal ini bermakna bahwa masing-masing peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri. Utamanya, pemahaman peserta didik bersifat individual, meski pemahaman atas karakteristik dominan mereka ketika berada di dalam kelompok juga menjadi penting. Ada empat hal dominan dari karakteristik siswa:
1.      Kemampuan dasar seperti kemampuan kognitif atau intelektual.
2.      Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dll.
3.      Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dll.
4.      Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan,dll.[4]
Sebenarnya, begitu banyak karakteristik yang bisa diidentifikasi dalam diri siswa yang dapat membawa pengaruh dalam pelaksanaan dan hasil pengajaran secara keseluruhan. Pada bagian ini hanya akan diuraikan karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal yang telah dipelajari yang berguna sebagai pijakan dalam pemilihan strategi pengajaran yang optimal. Ini dilakukan karna kemampuan awal amat penting peranannya dalam meningkatkan beberapa makna pengajaran, yang selanjutnya membawa dampak dalam memudahkan proses-proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika belajar.[5]
Suatu teori pengajaran dapat dikatakan komperhensif apabila berurusan dengan bagaimana cara mengoptimalkan proses-proses internal ketika seseorang belajar: perolehan, pengorganisasian, serta pengungkapan kembali pengetahuan baru. Pada tahun 1960-an, Ausabel mengemukakan bahwa untuk pengoptimalan perolehan, pengorganisasian, serta pengungkapan pengetahuan baru dapat dilakukan dengan membuat pengetahuan baru itu bermakna bagi si pelajar, dan diterima secara luas oleh pengembang teori pengajaran, bahwa ini dapat dilakuka dengan mengaitkan pada pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Berpijak pada hasil pemikiran Ausabel ini, banyak orang pada masa sekarang ini telah secara keliru mengartikan bahwa untuk “membuat pengetahuan baru bermakna” hanya dapat dilakukan dengan mengaitkannya dengan pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (super ordinate knowledge) yang telah dimiliki oleh si pelajar. Itu pun hanya dalam kontek sisi pengajaran yang sedang dipelajari, kini diakui bahwa itu bukan satu-satunyacara, Ausabel (1968) sendiri telah menunjukkan ketika ia memperluas teorinya, subsumption theory menjadi assimilation theory, ia memasukkan jenis kemampuan lain untuk membuat pengajaran menjadi bermakna. Advance organizer [6]. dapat dipakai untuk membuat belajar menjadi bermakna dengan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang setingkat (yang telah dimiliki oleh si pelajar) di luar isi pengajaran yang akan dibicarakan.[7]


B.     Jenis-Jenis dan Klasifikasi Kemampuan Awal Siswa
Tampak sekali, bahwa peneliti dan pengembang teori pengajaran telah memperkenalkan cara-cara yang berbeda untuk membuat pengetahuan baru menjadi bermakna, yaitu dengan mengaitkannya pada jenis kemampuan yang berbeda. Bagian ini akan menguraikan jenis-jenis kemampuan awal ini, yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru. Atau, bila menggunakan konsepsi psikologi kognitif, untuk memudahkan proses penyandian, penyimpanan, dan pengungkapan informasi baru.
Reigeluth (1983), mengidentifikasi tujuh jenis kemampuan awal yang dapat dipakai untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru.Ketujuh jenis kemampuan awal ini adalah sebagai berikut:
1.      Pengetahuan bermakna tidak terorganisasi (arbitrarily meaningful knowledge), sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hafalan (yang tidak bermakna) untuk memudahkan retensi (penyimpanan).
2.      Pengetahuan analogis (analogic knowledge), yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang amat serupa, yang berada di luar isi yang sedang dibicarakan.
3.      Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (super ordinate knowledge), yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan bagi pengetahuan baru.
4.      Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge), yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan/atau komperatif.
5.      Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge), yaitu memiliki fungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh.
6.      Pengetahuan pengalaman (experienitial knowledge), memiliki fungsi yang sama dengan pengetahuan tingkat rendah.
7.      Strategi kognitif, yang menyediakan cara-cara mengolah pengetahuan baru, mulai dari penyandian, penyimpanan, sampai dengan mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan..ia berfungsi untuk membantu mekanisme pembuatan hubungan-hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pelajar.[8]

C.    Langkah-Langkah Identifikasi Potensi Siswa
Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik adalah salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik.
Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik bertujuan:
a.       Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.
b.      Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c.       Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
Penilaian awal siswa dilakukan dengan cara memberikan tes, yang berupa pretest. Tes ini dilakukan untuk penjajakan atau pengukuran tentang penguasaan siswa terhadap tujuan yang harus dicapai.[9]



BAB III
KESIMPULAN

Karakteristik siswa merupakan salah satu variable dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bias berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir, dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa.
Reigeluth (1983), mengidentifikasi tujuh jenis kemampuan awal yang dapat dipakai untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru. Ketujuh jenis kemampuan awal ini adalah sebagai berikut:
1.      Pengetahuan bermakna tidak terorganisasi (arbitrarily meaningful knowledge).
2.      Pengetahuan analogis (analogic knowledge).
3.      Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (super ordinate knowledge).
4.      Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge).
5.      Pengetahuan pengalaman (experienitial knowledge).
6.      Strategi kognitif.
Penilaian awal siswa dilakukan dengan cara memberikan tes, yang berupa pretest. Tes ini dilakukan untuk penjajakan atau pengukuran tentang penguasaan siswa terhadap tujuan yang harus dicapai.




 






DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2013. Perkembangan PesertaDidik. Bandung: Alfabeta.

Dirman & Juarsih, Cicih.tt. Pengembangan Potensi PesertaDidik. Jakarta: RinekaCipta.
Trianto. 2014, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Uno, Hamzah B. 2016.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. BumiAksara.



[1]Makalah Ini Disusun Oleh: Ahmad Nasuki (11140110000068), Muhammad Fajri Nova Riezky (1114010000089), Tiara Rianti Nur’agami (11140110000090).
[2] Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 1
[3] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2016), hal. 58.
[4] Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 4.
[5] Hamzah B. Uno, Ibid.
[6] Model pembelajaran Advance Organizer adalah sebuah informasi yang disajikan sebelum pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyusun dan menafsirkan informasi yang baru masuk, model ini adalah salah satu model dalam rumpun pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh David Ausabel (1963).
[7] Hamzah B. Uno, Ibid, hal. 58-59.
[8]Ibid, hal. 59.
[9]Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2014), hal. 199.

1 komentar:

  1. You should see how my acquaintance Wesley Virgin's story starts with this SHOCKING AND CONTROVERSIAL video.

    Wesley was in the army-and soon after leaving-he found hidden, "MIND CONTROL" tactics that the government and others used to get anything they want.

    As it turns out, these are the exact same secrets many celebrities (notably those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become rich and famous.

    You probably know how you only use 10% of your brain.

    Mostly, that's because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.

    Perhaps this thought has even taken place IN YOUR own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about 7 years ago, while driving an unlicensed, trash bucket of a vehicle with a suspended driver's license and with $3.20 in his bank account.

    "I'm very frustrated with living payroll to payroll! When will I finally make it?"

    You've been a part of those those types of thoughts, ain't it right?

    Your own success story is going to be written. All you need is to believe in YOURSELF.

    WATCH WESLEY SPEAK NOW

    BalasHapus